Monday, December 17, 2018

Hatha yoga


Oleh: I Nyoman Ariyoga

BAB I
PENDAHULUAN
 Image result for hindu
1.1  Latar Belakang 
Hatha yoga merupakan cabang dari yoga yang menitikberatkan pada penguasaan tubuh dan nafas melalui penyeimbangan dua kutub energi pada manusia. Hatha yoga merupakan cabang dari yoga yang menitikberatkan pada penguasaan tubuh dan nafas melalui penyeimbangan dua kutub energi pada manusia yaitu yang dan yin, lingga dan yoni, ha (matahari) dan tha (bulan). Keseimbagan dua kutub ini mutlak membutuhkan penguasaan akan tubuh penguasaan tubuh fisik yang diperoleh melalui praktik asanas (olah tubuh), mudra (gestur), kriya (pembersihan), bandha (kuncian) dan pranayama (olahnafas)
            Hatha yoga , sebenarnya menyiapkan manusia di aspek fisikal agar aspek-aspek lain dari manusia dapat dibenahi dengan mudah. Dengan mengolah tubuhnya, manusia memperoleh kesehatan fisik juga ketajaman dan ketenangan bathin atau pikiran kombinasi dari fisik yang sehat dan bathin yang terjaga menghasilkan watak dan karakter yang kokoh  dan mantap. Individu yang seperti inilah yang dapat hidup dalam dimensi sepiritualitasyang lebih tinggi. Namun proses untuk mencapai hal tersebut tidak mudah. Selama tubuh manusia belom berada pada keseimbangan yang sempurna maka energi batin terus menerus terbuang secara percuma dan kesadaranya selalu terjaga dalam kondisi yang rendah. Jadi hatha yoga mempersiapkan manusia yang harmonis di tingkat fisikal sehingga ia dapat membawa dan mengarahkan dirinya kelevel kesadaran yang lebih tinggi. Pada pembuatan makalah ini kami akan mencoba membahas materi mengenai hatha yoga sebagai ilmu pengetahuan spiritual yang perlu kita kaji ruang lingkungkupnya mengenai aspek-aspek yang menunjang hatha yoga.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian Hatha yoga?
2.      Apa saja bagian-bagian dari Hatha yoga?
1.3 Tujuan Penulisan
 mencari sumber mengenai ajaran yoga tentu banyak sekali kita dapatkan dalam kehidupan beragama ini. Namun banyak hal yang mengenai ajaran Yoga masih sedikit referensi yang mengenai Hatha Yoga kita dapatkan. Tentu dari adanya keterbatasan dari sumber yang membahas ajaran mengenai Hatha Yoga merupakan masalah tersendiri yang mengakibatkan Hatha Yoga ini kurang di pahami. Adanya permasalahan seperti ini menjadi permasalahan kita bersama yang patut kita carikan solusi. Pada kesempatan pembuatan makalah ini kami akan membahas mengenai Hatha Yoga yang perlu kita pahami secara bersama adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini di harapkan kita sebagai calon generasi agama Hindu bisa memahami dan bisa menerapkan ajaran Hatha yoga dan bisa membuat sumber berupa buku untuk kepentingan kita bersama dan menjawab dari setiap masyarakat mengenai Hatha yoga.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Hatha Yoga
Hata yoga berasal dari kata Sansekertha yaitu Hatha kata ini pengabungan dari dua bija mantra yaitu Ha dan Tha. Ini adalah dua harus atau kekuatan yang berlawanan di alam semesta, arus positif dan negatif yang menunjukan pada manusia sebagai kekuatan mental pada Ida nadi dan kekuatan prana yang dihubungkan dengan tenaga fisik yang dinamais pada pinggala nadi. Bija mantra Ha melambangkan aliran matahari dalam pingala dan tha berarti aliran bulan dalam ida nadi. Tujuan dari hatha yoga adalah untuk membentuk keselarasan yang sempurna antara kedua aliran prana ini.
            Hatha yoga sebenarnya menyiapkan manusia di aspek fisikal agar aspek-aspek lain dari manusia dapat dibenahi dengan mudah. Dengan mengolah tubuhnya, manusia memperoleh kesehatan fisik juga ketajaman dan ketenangan bathin atau pikiran. Kombinasi dari fisik yang sehat dan bathin yang terjaga menghasilkan watak dan karakter yang kokoh  dan mantap
Dalam hatha yoga kebersihan jasmani atau secara fisik bukan menjadi modal yang utama dalam hal ini. Dimana kebersihan itu akan sangat sempurna bila mana kita bisa menyeimbangkan prilaku kita baik secara jasmani maupun rohani, supaya terjaga keseimbangan dalam diri dengan baik dan hubungan yang harmonis dalam berkehidupan bermasyarakat. Maka hatha yoga juga mengajarkan bagaimana caranya mengendalikan nafsu-nafsu pada indriya manusia yang harus dikendalikan oleh pikiran dengan baik. Pada pembuatan makalah ini kami akan mencoba membahas materi mengenai hatha yoga sebagai ilmu pengetahuan spiritual yang perlu kita kaji ruang lingkungkupnya mengenai aspek-aspek yang menunjang hatha yoga.
( Jendra, I Wayan. 2006. Samadhi Hening tanpa Kata. Denpasar. Pustaka Bali Post)

2.2 Bagian-Bagian dari Hatha Yoga
Bagian-bagian Hatha Yoga terdiri dari:
1.      Satkarma
2.      Bandha
3.      Mudra
4.      Yama
5.      Nyama
6.      Asanas
7.      Pranayama
(Putu Suambawa, Ida Bagus. 2003. Dasar-Dasar filsafat Hindia. Denpasar. PT Mabhakti)
1.    Satkarma
Jadi kita melihat bahwa langkah yang pertama pada jalan yang mulia ini adalah pembersihan tubuh yang kotor. Tanpa hilangkan racun dan kotoran-kotoran dari tubuh sangat sulit untuk melakukan teknik-teknik yoga ilmiah yang dikenal dengan nama Satkarma, telah dikembangkan oleh para yogi kuno. Enam satkarma ini tak ada yang lain merupakan cabang dari yoga yang disebut hatha yoga.  Satkarma itu diantaranya sebagai berikut:
a.    Neti adalah suatu proses dengan cara membersihkan saluran-saluran hidung.
Jala neti atau pembersihan hidung dengan air. Saranya adalah berupa air bersih yang hangat suam-suam kuku yang sudah tercampur dengan garam, airnya jangan terlalu panas dan dingin, cocok dialirkan ke hidung. Caranya masukan corot bejana yang sudah berisi air, masukan dengan lembut ke lubang hidung sebelah kiri, condongkan kepala ke kanan dan keluarkan dari hidung sebelah kanan, begitu juga sebaliknya. Mulut tetap dibuka supaya bisa bernafas. Manfaatnya adalah menghilangkan kekotoran dan bakteri ingus yang masuk dari hidung. Selain itu dapat melenyapkan pilek dan radang dalam selaput lendir, mempunyai pengaruh yang menenangkan dan menyejukan pada otak, memberikan rasa yang ringan dan segar di kepala dan menghilangkan rasa kantuk, dan membantu merangsang membangkitkan Ajna cakra dengan merangsang alat penciuman di atas rongga hidung.
b.    Dhauti adalah suatu rangkian untuk membersihkan seluruh saluran pencernaan dari mulut ke anus. Ini juga termasuk cara-cara yang sederhana membersihkan mata, telinga, gigi, lidah dan kulit kepala beserta rambut. Dhauti merupakan cara membersihkan tubuh secara menyeluruh. Ada banyak jenis dhauti untuk bagian-bagian tubuh yang berbeda. Namun kami akan menjelaskan Danta dhauti yaitu membersihkan bagian-bagian tubuh yang diatas leher. Ini meliputi perawatan gigi, jihva dhauti yaitu membersihkan lidah, karna dhauti dengan membersikan telinga, kapalarandhra dhauti yaitu membersihkan kepala dan kulit kepala, caksu dhauti yaitu membersihkan mata dengan air.
c.    Nauli adalah suatu cara pemijatan yang sangat kuat dan penguatan organ-organ perut. Nauli merupakan teknik pemijatan dan penguatan bagian perut. Dalam teknik ini ada beberapa tahapan, berdiri dengan kedua kaki direngangkan kira-kira tiga kaki. Tahap pertama kontraksikan otot-otot usus perut dan pisahkan otot-otot itu di tegah-tengah perut. Ini disebut dengan madhyama nauli. Tahap kedua pisahkan otot-otot usus perut pada sisi kiri perut. Ini disebut vama nauli. Tahap ketiga otot-otot usus perut pada sisi kanan. ini disebut daksina nauli. Tahap keempat  laukanlah tahap 1 sampai 3 tanpa kesulitan sedikitpun, kemudian cobalah untuk me gaduk atau memutar otot-otot usus perut sehingga bergerak dari kiri ke tengah kemudian kekanan dalam satu gerakan yang halus. Lakukanlah teknik ini dengan serius dan latihan setiap hari sehingga hasil yang maksimal dapat dicapai. Manfaatnya adalah untuk melenyapkan semua penyakit perut. Merangsang organ-organ perut, menjaganya agar tetap sehat. Menghilangkan sembelit dengan mendorong gerak peristaltik usus. Secara sepiritual membantu membangkitkan Manipura cakra.
d.    Basti adalah teknik-teknik untuk membersihkan dan menyeimbangkan usus besar. Basti yaitu cara untuk membersihkan dan menyeimbangkan bagian usus besar. Kami akan membahas Sthala basti, dimana teknik ini adalah sebagai berikut. Duduklah dengan sikap pascimottanasana, lalu hiruplah udara kedalam perut, tahan beberapa saat kemudian hembuskan melalui anus. Manfaatnya adalah mengeluarkan kotoran dengan mudan dan melenyapkan sembelit.
e.    Kapalabhati adalah suatu rangkian yang sederhana tiga teknik membersihkan bagian otak dari depan.Dalam kapalabhati ini terdapat tiga teknik untuk membersihkan otak dari depan. Diantaranya sebagai berikut. Vatkarma kapalabhati yaitu hembusan udara pada teknik ini juga disebut bhastrika yaitu penghirupan dan hembusan nafas secara serentak. Ini berfungsi sebagai pembersihan otak bagian depan. Vyutkrama kapalabhati yaitu menghisap air melalui hidung dan mengeluarkan dari mulut. Sitkrama kapalabhati yaitu dalam latihan ini harus meminum air melalui mulut dan mengeluarkanya melalui hidung
f.     Trataka adalah memanndang yang kuat pada suatu benda. Ini mengembangkan kekuatan konsentrasi dan kemampuan-kemampuan psikhis terpendam yang kita miliki. Pada teknik ini merupakan bagaimana cara kita untuk berkonsentrasi dengan baik dan terpusat pada satu tujuan. Sepertii contohnya duduklah dengan sikap meditasi yang baik. Lakukanlah teknik trataka ini pada suatu ruangan yang gelap dan bersih, nyalahkanlah sebuah lilin sebagai sumber cahaya, pandanglah lidah api atau sumbu lilin itu sebagai sumber kekuatan nyalanya api, pandanglah terus menerus, dengan seksama konsentrasi kita akan tertuju pada titik terang itu dan kekuatan konsentrasi tubuh kita akan mengacu pada kedua bola mata sehingga bagian tubuh yang lain tidak akan terasakan lagi, setelah beberapa menit pejamkanlah mata dan akan nampak jelas sinar dan titk sumber nyalanya api lilin itu. Teknik ini sangat membantu kita untuk tahapan dhyana dan Samadhi dalam tahapan astangga yoga
       (Buntoro, Retno S. 1999. Meditasi. Surabaya. Paramitha)



2.    Bandha
          Kata bandha berarti “menahan atau mengencangkan” yang sebenarnya menggambarkan tindakan-tindakan fisik yang diperlukan untuk melakukan latihan-latihan ini. berbagai bagian tubuh adalah lembut, tetapi dikontraksikan dan dikencangkan dengan sangat kuat. Ini memiliki efek pemijatan berbagai organ, menghilangkan darah yang membeku, merangsang dan mengatur syaraf-syaraf yang berhubungan dengan organ-organ ini. latihan ini memperbaiki fungsi dan kesehatan tubuh. Adapun bagian-bagianya diantaranya sebagai berikut.

a.    Jalandhara Bandha
Duduklah dalam satu sikap meditasi yang membiarkan lutut-lututnya benar-benar menyentuh lantai ataupun jalandhara ini bisa dilakukan dengan sikap berdiri. Letakan kedua tangan di atas lutut. Kendurkan seluruh tubuh dan pejamkan mata anda, tariklah nafas dalam-dalam, tahan nafas didalam, tekuklah kepala ke depan dan tekanlah dagu sedikit pada dada terutama sekali pada tulang dada. Luruskan kedua lengan pada posisi, secara serentak tariklah kedua bahu ke atas dan ke depan ini akan menjamin kedua lengan masih bertahan. Kedua telapak tangan harus tetap di atas lutut, tetaplah pada sikap akhir tersebut selama anda mampu menahan nafas, kemudian kendurkan kedua bahu anda, tekuklah kedua lengan secara perlahan, lepaskan penahannya, angkatlah kepala dan hembuskan nafas anda. Ulangi jika pernafasan kembali normal. Dimana memberikan manfaat memberikan ketenangan pada pikiran, menghilangkan stress, kegelisahan, dan kemarahan. Selain itu teknik ini dapat membangkitkan visudha cakra.

b.    Mula bandha
Dalam sikap mula bandha ini bisa mengunakan sikap meditasi siddhasana. Letakan kedua tangan diatas lutut, pejamkan kedua mata dan kendurkan seluruh tubuh, tariklah nafas dalam-dalam dan lakukanlah jalandhara bandha, kemudian tariklah otot-otot pada bagian dubur dan tariklah keatas, ini merupakan sikap akhir. Tahanlah sikap ini selama bisa menahan nafas dengan nyaman, hentikan kontraksi pada dubur, secara perlahan angkatlah kepada dan hembuskan nafas anda. Manfaatnya yaitu pada daerah muladhara cakra atau organ kencing atau organ pengeluaran yang dikontraksikan dan ditarik ke atas. Ini memaksa apana vayu atau daerah vital pada bagian perut di bawah pusar untuk mengalir ke atas dan dengan cara demikian energy itu akan bersatu dengan prana. Ini membangkitkan vitalittas dan membantu membangkitkan kundalini, membantu pembentukan brahmacarya, memperkuat otot-otot cincin pada bagian anus, sehingga sembelit dan wasir dapat dihilangkan dengan efisien.

c.    Uddhiyana Bandha
Duduklah pada satu sikap meditasi sehingga kedua lutut bersandar pada lantai. Letakkan kedua tangan pada lutut, pejamkan kedua mata dan kendurkan seluruh tubuh. Hembuskan seluruh nafas dan tahanlah diluar, lakukanlah jalandhara bandha, kemudian kontraksikan otot-otot perut sejauh mungkin ke dalam dan ke atas. Ini adalah posisi akhir, tahanlah penguncian ini selama nafas dapat ditahan diluar. Kemudian secara perlahan kendurkan otot-otot perut, hentikan jalandhara dan tariklah nafas, jika pernafasan sudah normal dapat diulang kembali. Manfaatnya pada bandha ini diafragma di tarik ke atas kearah rongga dada dan organ-organ perut dikempeskan kearah punggung. Merupakan obat mujarab berbagai penyakit didaerah perut seperti sembelit, ketidaksangupan mencerna, cacingan, diabetes, dan lain-lain semuanya lenyap dengan latihan ini. Api pencernaan dirangsang dan semua organ perut diselaraskan dan dibuat lebih efisien. Hati, Pankreas, Ginjal, Limpa kecil, dan lain-lain semuanya dipijat dan dibuat lebih sehat berbagai penyakit yang parah lenyap dengan latihan yang teratur. Manipura cakra  yang terletak di daerah pusar dirangsang. Ini merupakan pusat dari prana dalam tubuh, sehingga penyaluran dan aliran prana ditingkatkan. Prana didorong untuk membangkitkan sumsumna nadi.

d.    Maha Bandha
Duduklah dalam sikap meditasi, tariklah nafas dalam-dalam dan hembuskan, lakukan jalandhara bandha, uddhiyana bandha, kemudian mula bandha. Putarlah kesadaran dengan pemusatan pada setiap cakra berikut ini secara bergantian dan secara mental ulangilah namanya yaitu Muladhara cakra, Manipuracakra, Wisuddha cakra. Tetaplah sadar pada setiap cakra hanya untuk beberapa detik, kemudiann bergeraklah kecakra berikutnya. Tetaplah sadar pada setiap cakra hanya untuk beberapa detik, kemudian bergeraklah kecakra berikutnya. Jika  telah menunjukan kesadaran pada ketiganya, satu persatu kembali ke Muladhara dan ulangi proses tersebut. Manfaatnya dari ketiga banda di atas sendiri-sendiri. Terutama berguna untuk para calon sepiritual, karena ini merupakan suatu cara perangsangan kekuatan aliran batin yang kuat dan membuat pikiran terdahulu di pusatkan pada meditasi.

3.    Mudra
                   Mudra dikatakan lebih ampuh dan lebih penting dari pada asana dan pranayama, karena mudra membantu membangkitkan daya ular yang terpendam pada manusia yaitu kundalini Sakti. Naskah kuno terkenal yang yang berhubungan dengan masalah mudra dan latihan-latihan yoga lainya adalah Gherandha Samhitha, yang merupakan suatu uraian mengenai hatha yoga oleh Rsi Gheranda Samhita. Dalam buku ini, dewa Siwa, dewa para yogi sedang menjelaskan pada istri dan murid beliau, Parvati, tentang yoga dan beliau berkata sebagai berikut : “Oh Dewi, aku telah mengajarimu tentang mudra, pengetahuan yang satu-satunya menganugrahkan segala siddhi”
       Mudra membiarkan pelakunya untuk mengembangkan kekuatan kesadaran tentang arus kekuatan vital dalam badan halus dan akhirnya memperoleh pengendalian sadar pada keuatan-kekuatan sadar ini. ini memungkinkan untuk sewaktu-waktu mengatur kekuatan-kekuatan tersebut pada bagian tubuh atau diluar tubuh. Banyak mudra disusun dari bandha, asana, pranayama, berbeda yang dikumpulkan  untuk membentuk suatu latihan. Ini membuat pengamatan yang kuat, karena tiap unsure pokok memiliki manfaat-manfaat yang nyata dalam porsinya sendiri. Mudra mempersiapkan pikiran untuk meditasi dengan mendorong penarikan pikiran sehat dari hubungan dengan benda-benda luar atau pratyahara dan dengan membuat pikiran tajam atau ekagrata. Meskipun mudra untuk tujuan spiritual, banyak mudra memberikan manfaat mental dan fisik nyata yang dicatat pada berbagai uraian ini kami akan menjelaskan beberapa mudra individual seseorang.

a.    Jnana Mudra
Ambilah sikap asana meditasi, lipatlah jari telunjuk tangan sehingga menyentuh akar bagian dalam ibu jari masing-masing. Rentangkan ketiga jari lainya dari masing-masing tangan sehingga jari-jari tersebut agak renggang, letakan kedua tangan anda pada lutut, dengan telapak tangan menghadap ke bawahdan ketiga jari yang  lurus tadi serta ibu jari mengarah kea rah lantai di depan kedua kaki anda. Manfaatnya adalah membantu utuk mempertahankan sikap meditasi yang tenang dan kokoh untuk waktu yang lama.

b.      Sambhavi mudra ( memandang bagian tengah alis )
Duduklah dalam satu sikap meditasi, tegakanlah pungung dan letakan kedua tangan pada lutut baik dengan mengunakan jnana mudra. Pandang kedepan pada titik tertentu, kemudian pandanglah keatas setinggi mungkin, tanpa mengerakan kepala.berkonsentrasilah dan pusatkan kedua mata pada alis bagian tengah. Cobalah untuk menghentikan proses-proses berpikir dan bermeditasi pada sang diri. Manfaatnya ini adalah salah satu latihan yang paling dikenal dalam yoga. Seseorang yang ahli dapat melampaui pikiran, orang pandai dan diri sendiri serta memasuki kenyataan kesadaran spiritual. Hal ini merupakan teknik yang kuat untuk membangkitkan Ajna cakra. Secara fisik mudra ini membangkitkan otot-otot mata, secara mental mudra ini menenangkan pikiran, menghilangkan stress, dan kemarahan serta meningkatkan konsentrasi.


c.       Tadagi mudra
Duduklah dengan kedua kaki direntangkan kedepan dan agak rengang. Kedua kaki harus tetap lurus sebelumnya. Bersandarlah kedepan dan penganglah ibu jari kaki. Tariklah nafas sedalam mungkin, rengangkan otot-otot perut semaksimal mungkin. Tahanlah nafas dalam jangka waktu yang cukup, kemudian kendurkan seluruh tubuh dan hembuskan nafas. Tahanlah tarikan pada jari-jari kaki, tariklah dan hembuskan nafas pada posisi yang dikendurkan ini. kemudian tariklah kembali nafas dalam-dalam. Manfaatnya menyeimbangkan seluruh organ didaerah rongga perut dan perut. Memperbaiki proses pencernaan dan menghilangkan berbagai penyakit pada bagian ini. merangsang dan menyelaraskan urat-urat syaraf pada daerah perut yang member kekuatan pada organ-organ bagian dalam di seluruh tubuh.

d.    Maha Mudra
Duduklah di lantai sehingga tumit kanan di bawah anus dan kaki kiri di rentangkan lurus di depan tubuh. Membungkuklah kedepan agar cukup mampu menarik ibu jari kaki kiri dengan jari-jari tangan. Kendorkan seluruh tubuh. Tariklah nafas dalam-dalam. Lakukan mula bandha dan sambhavi. Sambil menahan nafas di dalam, edarkanlah kesadaran antara muladhara, visudhi,dan ajna secara bergantian. Keonsentrasi harus tetap pada setiap cakra-cakra ini selama satu atau dua detik. Teruskan perputaran kesadaran tersebut : muladhara- visuddhi – ajna- muladhara- visudhi-ajna, selama anda mampu menahan nafas dengan nayman. Kemudian secara perlahan hembuskan nafas anda. Tahan posisi ke depan. Tariklah nafas dalam-dalam dan ulangi seluruh proses tersebut. ulangi, rubahlah ke dua kaki anda sehingga tumit kiri di bawah anus. Manfaagtnya: ini merupakan suatu teknik persiapan yang sangat baik untuk meditasi. Mudra ini menenangkan seluruh pikiran dan tubuh serta merangsang aliran kekuatan psikhis atau parana sakti. Membantu menghilangkan penyakit perut.

e.    Naumukhi Mudra
Duduklah dalam satu sikap meditasi yang nyaman. Kendurkan sekuruh tubuh. Tariklah nafas secara perlahan dan dalam. Secara perlahan dan dalam. Secara serentak rasakan nafas dan kesadaran secara perlahan naik dari muladhara cakra ke sahasrara. Berkosentrasi pada masing- masing selama beberapa detik secara bergantian : muladhra-svadhisthana- manipura-anahata-visuddhi-ajna-bindu-sahasrara. Tahanlah nafas di dalam. Tutuplah kedua telinga, mata, hidung, dan mulut dengan cara yang sama seperti yang telah di jelaskan pada yoni mdra. Lakukanlah mula bandha dan vajroli mudra. Berkosentrasilah pada sahasrara sambil menahan nafas di dalam. Tahanlah nafas selama mungkin tanpa pakasaan. Kemudian lepaskan kedua lubang hidung anda dan secara perlahan hembuskan nafas. Selama penghembusan nafas ini hentikan mula bandha dan vajroli mudra sambil mempertahankan kesadaran pada sahasrara. Pada akhir penghembusan nafas santailah selama beberapa detik kemudian ulangi seluruh proses tersebut. Manfaatnya sama seperti yoni mudra, tetapi ini lebih ampuh.Manfaat Yoni mudra ini merupakan suatu latihan yang ampuh untuk menarik pikiran dari keterikatan dengan obyek indra atau Pratyahra. Sumber dari seluruh alam semesta merupkan suara atau getaran awal yang tidak terdengar. Mudra ini berusaha mengambil keasadaran pelakukunya melalui perwujudan- perwujudan suara yang berbeda sampai suara-suara yang paling halus dapat di rasakan. Merangsang kesadaran suara psikhis yang berasal dari bindu cakra di belakang kepala.
      (Sarasvati, Svami Satyananda. 2002. Asana, Pranayama, Mudra, Bandha.       Surabaya. Paramitha)

4.    Yama
             Yama Brata ialah brata atau disiplin pengendalian diri untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin berupa Dharma dan Moksa. Yama Brata juga di sebut Yama Sadhana yaitu prilaku untuk pengendalian diri mencapai kesempurnaan. “Sadha” berarti menyempurnakan. Sadhana berarti kesempurnaan. Yama Brata dari lima aspek yang prinsip yaitu:
a.     Ahimsa artinya tidak menyakiti, tidak membunuh, tidak melakukan kekerasan, tidak melukai mahluk hidup. Dalam hal ini yang paling utamakan adalah bagaimana kita bisa menjaga hubungan yang harmonis dengan lingkungan tempat tingal kita. Baik dengan sesame manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Baik kita tidak menyakiti dengan perbuatan, perkataan, dan pikiran yang iri dan dengki.
b.    Satya artinya kebenaran, jujur, dan bertangung jawab dimana kita harus senantiasa  menjaga nilai-nilai satya ini. Ada lima banyaknya yang terdiri dari Satya Wacana yaitu jujur dalam perkataan, Satya Mtra yaitu jujur dan setia dalam pergaulan, Satya Laksana yaitu bertangung jawab atas segala perbuatan, Satya Hrdaya yaitu setia pada kata hati, dan Satya Semaya yaitu setia pada janji.
c.     Asteya artinya pantang mengingini sesuatu yang bukan miliknya sendiri atau pantang mencuri
d.    Brahmacarya artinya pantang kenikmatan seksual atau pengendalian nafsu seksual.
e.     Aparigraha artinya tidak menerima pemberian yang berlebihan dari orang lain atau menerima pemberiaan yang tidak penting dari orang lain. Ini bermakna bahwa kalau kita telah menerima pemberiaan yang tidak penting dari orang lain akan mengikat kita untuk bisa membalasnya dan cendrung bersifat duniawi.
                  Kelima perintah ini hendaknya wajib dan dipertahankan dalam setiap keadaan, karena merupakan kode kelakuan yang universal, yang harus diterima dan tidak memerlukan penafsiran. Ini merupakan kode yang alamiah untuk mahluk manusia.

5.    Nyama
                   Secara prinsip dapat dikatakan bahwa Yama Brata menekankan pelaksanaan pengendalian daripada tingkat fisik dan psikis, sedangkan dalam Niyama Brata merupakan latihan penguasaan dan pengendalian diri yang berimbang antara fisik, psikis dan spritual atau bathin yang lebih mendalam. Niyama Brata terdiri dari lima unsur yaitu:
a.    Sauca atinya suci lahir batin. Para siswa yoga sangat dianjurkan melakukan sauca untuk meningkatkan kesucian dirinya. Sauca juga menganjurkan kebijakanuntuk melakukan Sattwasudhi yaitu kesucian pikiran dalam wujud kebenaran, Saumanasya yaitu hati yang selalu gembira dalam wujud kedamaian, Ekagrata yaitu pemusatan budhi yang memberikan kesadaran jasmani dan rohani pada diri, Atmadharsana yaitu realisasi diri yang sejati.
b.    Santosa Artinya adalah puas dengan apa yang datang dengan wajar. Kepuasan mengantarkan kepada kita kepada rasa kebahagiaan, sedangkan ketidakpuasan mengantarkan pada kesusahan.
c.    Tapa artinya tahan uji terhadap ganguan-ganguan. Melalui pantangan badan menjadi lebih kuat dan bebas dari noda-noda dan gaguan-ganguan yang bertentangan dengan dharma.
d.    Swadhyaya artinya mempelajari buku-buku agama dengan teratur. Melalui Swadhyaya kita akan dapat mendekatkan diri dengan hal-hal yang bersifat ketuhanan. Kita akan memperoleh sesuatu tentang apa yang dipelajari, dikenal dengan Istadewata Suprayogah yaitu persatuan dengan yang telah dicita-citakan.
e.    Iswarapranidhana artinya penyerahan dan pembaktian kepada tuhan. Hal ini akan dapat mengantarkan kita pada Samadhi.
                   Jadi seperti itulah kedua tahap pengendalian diri yang haruus di tekuni dan dilaksanakan oleh seorang siswa yoga terlebih lagi untuk kita semua sebagai umat yang beragama yang mempunyai ahklak mulia
(Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali. 2006. Siwa Tattwa. Denpasar. Upada Sastra)

6.    Asanas
                   Seorang yang akan melaksanakan Samadhi sebaiknya menyiapkan peralatan berupa tikar yang terbuat dari rumput kusa. Diatas tikar dibentangkan sehelai kulit rusa, kemudian ditumpuk lagi dengan kain putih yang tipis, sehingga tinginya sekitar 2,5 sampai 5 centimeter. Kalau tidak ada peralatan seperti itu, diusahakan alat yang dapat menetralkan daya serap dan daya isap lantai. Kenapa harus disediakan alat sedemikian, karena sifat tanah atau Ibu Perthiwi yang mempunyai daya tarik atau gaya grafitasi. Seperti contohnya bila sepotong besi atau batu atau apa saja yang dilempar ke atas,, maka benda-benda itu akan jatuh kembali ke bumi atau ke tanah. Kadar daya tariknya tergantung kepada dua hal , yakni kekuatan daya tarik bumi itu sendiri dan kadar berat benda yang bersangkutan. Demikian jugalah bila seseorang melakukan Samadhi tanpa diberi alas, maka kekuatan energi yang ada pada tubuh kita akan ditarik atau di isap oleh energi bumi. Didalam Bhagavadgita dinyatakan tentang peralatan bagi seseorang yang melakukan Samadhi itu sebagai berikut.
“Suchau dese pratishthapya,
Sthiram asanam atmanah,
Na tyuchchhritam na tinicham,
Chailajina kusottaram”
(Bhagavadgita, VI.11)
Artinya :
Dengan teguh duduk di tempat yang bersih,
Tidak tinggi dan tidak rendah ditubuhi
Oleh rumput sucu kusa, di atasnya kulit rusa dan kain silih bertindih.

Lebih lanjut dinyatakan sebagai berikut.

“Tarai kagram manah kriva
Yata chittendriya kriyah,
Upavisya sane yunjyad,
Yogam atma visuddhaye”
(Bhagawadgita, VI.12)
Artinya :
Disana dengan menyatukan pikiran, Mengendalikan
gerak panca indra, dia bersila di atas tempat duduknya,
melaksanakan yoga, menyucikan hati dan pikiran.
                Tempat duduk bersamadhi seyogyanya bersih dan dalam situasi yang tenang, artinya tidak bising oleh suara apapun, baik suara manusia, mesin, binatang atau suara lainya. Sebab kondisi seperti itu , akan ikut membantu menenangkan pikiran dan pemusatan kepada suatu objek yang dikehendaki. Sikap badan sering merupakan cermin dari sifat pikiran dan sering sejajar. Kesejajaran yang dimaksud disini adalah hal-hal sebagai berikut. Bila seseorang mengepalkan tangannya dan dalam keadaan sikap berdiri, memasang kuda-kuda, tentu orang tersebut pasti dikira siap berkelahi. Bila seseorang duduk dengan sikap bersila, menengadahkan mukanya dengan sikap tangan menadah ke atas, maka orang itu akan ditafsirkan sedang berdoa mohon rahmat kepada Tuhan.
Oleh karena itu, dalam melakukan Samadhi, perlu sikap dan kondisi yang nyaman, dan sikap pikiran harus sesuai dengan tujuan. Sikap disini sebenarnya bukan saja sebenarnya sikap badan, tetapi sekaligus terkait dengan sikap pikiran dan hati kita. Sebelum Samadhi dimulai, hal-hal itu perlu dipersiapkan, perlu untuk dikondisikan agar tujuan lebih cepat tercapai. Tentu aturan-aturan ini lebih banyak berlaku untuk orang-orang yang masi tahan pemula.
Namun bagi seorang pemula, sikap badan yang seperti disarankan disini sangat penting untuk dilaksanakan, agar usaha sadhanayan spiritualnya berasil dengan baik. Didalam Bhagavadgita sikap badan dinyatakan sebagai berikut.
“samam kayastirogrivam,
Dharayann achalam sthirah,
Samprekshaya nasikagram svam,
Disas cha navalokayan.
                              (Bhagavadgita,VI.13)
Artinya :
Degan badan, kepala, dan leher tegak,
Duduk diam tiada bergerak, tetap memandang
Ke ujung hidungnya, dan tanpa menoleh-noleh sekitarnya.

     Sikap badan diatas baru berhubungan dengan kepala, leher dan badan. Sikap yang lebih rinci, dapat diteruskan dengan sikap kaki dan tangan. Sikap duduk sebaiknya bersikap padmasana. Sikap padmanasan adalah sikap duduk yang melipat kedua kaki saling memasuki. Tidak semua orang bisa melakukan sikap ini. namun banyak orang pula juga bisa melakukan dengan baik. Bila mau berlatih secara tekun, pada dasarnya semua orang bisa melakukan sikap ini. dalam posisi kaki seperti itu tulang punggung harus tetap tegak, segaris dengan garis leher sampai lurus vertikal.
Sikap tangan ditaruh sejajar dengan badan dengan meletakan diatas lutut. Tanga harus lurus ke depan, dengan disertai sikap jari-jari tangan sebagai beriku: Jari-jari tangan, baik tangan kiri maupun tangan kanan adalah dalam sikap tengadah, bukan tertelungkup. Ibu jari dan jari telunjuk saling bersentuhan, dan ibu jari menekan ujung jari telunjuk. Sikap jari-jari seperti ini mempunyai makna simbolis bahwa ibu jari sebagai paramaatma atau Tuhan harus senan tiasa dekat jari telunjuk sebagai simbul atma atau manusia. Manusia pada umumnya mempunyai ahamkaraatau ego yang tinggi. Karena itu ego itu harus ditekan agar berkurang atau dikendalikan dan kalau mungkin sampai hilang sama sekali. Pada tiga jari yang lain, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking, adalah simbul Tri Guna yang senan tiasa menyertai setiap mahluk hidup. Ketiga Guna itu haru dipisahkan dengan atma.
(Svami Sivananda. 2006. Java Yoga. (Penerjemah: I Made Aripta Wibawa). Denpasar. Paramita.)

            Guru itu perlu, sebab jalan sepiritual penuh dengan rintangan. Maka gurulah yang akan menuntun para calon untuk menghadiri kesulitan dan rintangan dengan selamat. Guru, Iswara, Brahman, kebenaran dan OM adalah satu. Karena itu layanilah guru dengan segenap bhakti. Senangkan Guru dengan cara yang memungkinkan. Tetapkan pikiran pada guru sebagai Atman. Patuhilah perintahnya secara mutlak. Kata-katanya hendaknya diangap sebagai ajaran kebenaran, sehingga kita akan berkembang maju. Kita akan memperoleh rahmat guru yang sangat berguna untuk kehidupan. Kita mesti memanggap guru sebagai Dewa. Begitu pula memanggap guru mempunyai sifat seperti dewa Iswara, Brahman. Kita juga harus memanggap guru sebagai Tuhan yang berinkarnasi. Jangan pernah melihat kejelekan atau keburukan guru. Seperti mantram guru sebagai berikut:
                        Om Guru Brahma, Guru Wisnu, Guru Deva Mahesvara,
                        Guru Sat Sat Param Brahman Tasmy Sri Guru Way Namah.
Artinya:
                        Tuhan sebagai pencipta alam dan isinya,
                        Tuhan sebagai pemelihara dan mendidik
                        ciptaannya, Tuhan sebagai Pemerelina
                        ciptaannya, yang semuanya bersumber
                        pada Tuhan selalu menuntun umatnya
                        menuju kebahagiaan yang abadi.
                       
(Pasraman Yogadhi Paramaguhya. 2008. Tuntunan Praktis Meditasi Taksu. Gianyar. Gandapura)

7.    Pranayama
                 Prana merupakan kekuatan yang sangat penting yang meliputi seluruh kosmos. Prana berada dalam segala mahluk, meskipun berhubungan erat dengan udara yang kita hirup, tapi prana sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang sama. Prana lebih halus dari pada udara dan dapat diartikan sebagai energi pokok yang ada dalam segala sesuatu di alam semesta ini. Yama berarti “mengendalikan” . pranayama dapat diartikan sebagai suatu rangkian teknik yang merangsang dan meningkatkan energi yang sangat penting, pada akhirnya menimbulkan pengendalian yang sempurna pada aliran prana dalam tubuh. Secara tradisional, prana dalam tubuh dubagi lima bagian dasar yang dikenal secara bersama dengan panca prana, yang terdiri dari prana, apana, samana, udana, dan vyana.

a.    Prana
Ini bukan merupakan prana yang menyeluruh tetapi termasuk bagian tubuh khusus yang terletak pada daerah diantara pangkal tenggorokan dengan bagian atas sekat rongga badan antara badann dan perut. Ini dihubungkan dengan alat-alat pernafasan, alat-alat bicara, dan kerongkongan, bersama dengan otot-otot syaraf yang mengaktifkanya. Ini merupakan kekuatan diaman nafas ditarik ke dalam.
b.    Apana
Ini terletak dibawah daerah pusar dan menyediakan energi untuk usus-usus besar, ginjal, dubur, dan alat kelamin. Ia terikat dengan pengeluaran prana tersebut melalui dubur dan hidung serta mulut.
c.    Samana
 Samana ini mengenai daerah jantung dan pusar. Ini mengaktifkan dan mengatur jaringann pencernaan. Seperti hati, usus, pankreas, perut, dan semua sekresi yang diberikan. Samana juga mengaktifkan jantung dan sistem peredaran. Ini bertanggung jawab terhadap asimilasi bahan-bahan gisi.

d.    Udana
Tubuh diatas pangkal tengorokan diatur oleh udana. Dengan demikian mata, hidung, telinga, dan semua alat panca indera diaktifkan oleh prana ini. tanpa udana kita tidak akan pernah mampu berpikir atau mengetahui dunia luar.
e.    Vyana
Kekuatan ini menyelimuti seluruh tubuh. Vyana mengatur dan mengandalikan semua gerakan tubuh dan menyelarasaskan kekuatan vital lainya. Vyana menyerasikan dan mengaktifkan semua anggota badan, otot-ototnya yang luar biasa, jaringan pengikat, syaraf, dan persendian. Kekuatan ini juga bertanggung jawab terhadap sikap badan yang tegak.
(Sarasvati, Svami Satyananda. 2002. Asana, Pranayama, Mudra, Bandha. Surabaya. Paramitha)

Tuntunan umum untuk pranayama
a.    Pranayama harus dilakukan di tempat yang bersih, bebas dari polusi, tidak ada bau yang menyengat, dan cukup ada udara yang berhembus.
b.    Waktu terbaik pukul 04.00 pagi hari dan sore pada pukul 18.00 Wita.
c.    Pranayama harus dilakukan pada saat perut kosong, dan 10 menit sesudah latihan minumlah segelas air putih.
d.    Makanlah makanan yang bersih atau satwika yaitu makanan non daging atau ikan, seperti buah-buahan, roti, sayuran dan susu, jangan yang pedas-pedas, bawang, miyak-miyakan, daging, ikan, alkhol dan rokok.
e.    Tunggu setengah jam sesudah pranayama baru boleh mandi
f.     Ulangi Om atau Gayatri dalam pikiran pada saat menarik, menahan, dan menghembuskan nafas, rasakan sifat-sifat satwam, jujur, bijak, belas kasihan, sabar, suka mengampuni meresapi batin dan sekujur tubuh pada saat menari nafas. Keluarkan dengan hembusan segala sifat-sifat jahat, buruk, nafsu serakah, loba, pemarah, malas, egoistis, dan lain sebagainya tersapu keluar. kita harus merasakan kekuatan sinar suci Hyang Widhi meresapi seluruh tubuh sampai merasa tubuh kita terang benderang olehnya. Hentika segera bila sudah terasa payah olehnya.
g.    Perbandingan antara menarik, menahan, dan menghembuskan nafas adalah 1 : 4 : 2 denganhitungan 1 Om menarik nafas, 4 Om menahan nafas, 2 Om menghembuskan nafas. Tiap minggu dapat dilipatkan menjadi 2 : 8 : 4 lalu 3 : 12 : 6 dan seterusnya sampai maksimum 16 : 64 : 32. Untuk menghitung Om pakailah alat bantu berupa Genitri.
     Manfaatnya adalah memberikan ketenangan dan ketentraman. Semua alur prana dibersihkan dari berbagai rintangan. Aliran prana dalam ida dan pingala nadi disamakan. Jaringandarah dibersihkan dari berbagai racun. Seluruh tubuh di pelihara oleh persediaan oksigen tambahan, dan karbon dioksida dikeluarkan sevara efisien. Akibatnya secara keseluruhan merupakan suatu kemajuan yang luas dalam kesehatan. Dengan membersihkan sel-sel otak, pusat-pusat otak dirangsang untuk bekerja lebih dekat pada kekuatan optimalnya dan semua udara yang pengap dikeluarkan dari paru-paru.
(Bhasma, Ida Bagus Putu. 1993. Modul Yoga. Jakarta.)





























BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
              Berdasarkan uaraikan bahasan di depan telah di kemukakan di depan, dapat di simpulkan sebagai berikut:
1.    Ajaran Hatha Yoga di turunkan oleh sang hyang siwa kepada Dewi Parwthi yang bertujuan untuk mencapai kesehatan fisik dan mental yang tinggi, dengan cara memiliki organ-organ tubuh dan pernafasan, mengajarkan cara-cara menggabungkan Prana dan Apana ( bulan dan matahari ) dengan jalan mengatur nafas. Hatha Yoga merupakan Sadhana atau Krya Yoga, menjadi dasar- dasar utama untuk meningkatkan pelaksanaan Raja Yoga, melepaskan gangguan pengaruh busuk dari hawa nafsu dalam usaha mencapai samadhi. Krya Yoga adalah perwujudan daripada Mati Raga, melalui tindakan puasa, bertapa dan berbhakti kepada Tuhan.
2.    Bagian- bagian Hatha Yoga: Yama, Nyama, Asanas dan Pranayamadalam prakteknya dilakukan dengan bijaksana dan bertingkat-tingkat atau tahap demi tahap setelah dikuasai semuanya dapat dilakukan dengan cara menggabungkan bagian-bagian tersebut. bagaian-bagian Mudras dan Bandhas, Shat karmas atau Shat Kryas berfungsi untuk membersihkan organ –organ tubuh tertentu dan uraturat yang halus. Untuk memperlancar jalannya Kundalini Shakti naik dari Muladhara Cakra ke Ciwadwara di pusat otak.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami penulis menyarankan kepada semua pihak agars selalu menerapkan ajaran Yoga sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.





DAFTAR PUSTAKA

Jendra, I Wayan. 2006. Samadhi Hening tanpa Kata. Denpasar. Pustaka Bali Post.
Putu Suambawa, Ida Bagus. 2003. Dasar-Dasar filsafat Hindia. Denpasar. PT       Mabhakti.
Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali. 2006. Siwa Tattwa. Denpasar. Upada Sastra
Svami Sivananda. 2006. Java Yoga. (Penerjemah: I Made Aripta Wibawa).            Denpasar. Paramita
Bhasma, Ida Bagus Putu. 1993. Modul Yoga. Jakarta
Sarasvati, Svami Satyananda. 2002. Asana, Pranayama, Mudra, Bandha.   Surabaya. Paramitha
Pasraman Yogadhi Paramaguhya. 2008. Tuntunan Praktis Meditasi Taksu.            Gianyar. Gandapura
Penerjemah : I.G.A.G. Putra. 1998. Wrhaspati Tattwa. Surabaya. Paramitha)
Buntoro, Retno S. 1999. Meditasi. Surabaya. Paramitha.
G. Pudja. 2004. Bhagawad Gita. Surabaya. Paramitha.


No comments:

Post a Comment